Halaman

Jumat, 27 April 2012

GENERAL ELECTRIC COMPANY




PERUSAHAAN YANG SUKSES MELAKUKAN PERUBAHAN

(GENERAL ELECTRIC COMPANY) DI AMERIKA SERIKAT





1. Latar Belakang

               General Electric Company, atau GE, NYSE: GE adalah sebuah perusahaan multinasional teknologi dan jasa Amerika Serikat yang bermarkas di New York. GE adalah salah satu konglomerat terbesar Amerika, dan dunia. GE adalah perusahan teknologi dan jasa dengan bidang usaha yang sangat luas, dari peralatan rumah tangga, lampu listrik, finansial, mesin jet pesawat, sampai pembangunan pembangkit nuklir. GE didirikan oleh Thomas Alva Edison pada tahu 1879, sang penemu bola lampu, dan sudah berusia lebih dari satu abad. Sejak didirikan, perusahaan ini berkembang pesat dan menjadi perusahaan raksasa. Pada tahun 1960-an, keganjilan dalam hukum pajak AS dan kelakuan akunting membuat pembentukan konglomerat menjadi umum. Oleh karena perkembang waktu yang sangat cepat membawa GE tetap berjalan dan sampai akhir tahun 70-an, GE telah menjadi perusahaan raksasa yang gemuk dan sama sekali tidak efisien. Bisnisnya tidak fokus, birokrasinya besar dan bertingkat-tingkat, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah juga lambat. GE adalah perusahaan besar yang akan segera ketinggalan zaman dan dilindas pesaingnya.

               Dengan berbagai macam persoalan, bagaimana GE dalam mempertahankan kompetensi yang dimilkinya, maka tidak ada cara lain kecuali kata perubahan. Oleh karena itu secara sederhana, kita bisa membagi masalah manajemen perubahan menjadi dua pertanyaan utama, yaitu: “Perubahan apa yang mesti kita terapkan”? dan “Bagaimana cara kita menerapkannya agar bisa sukses”? Untuk menjawabnya, kita butuh dua ketrampilan khusus: untuk mendiagnosa kebutuhan perubahan; mengaudit kinerja; mengembangkan visi perbaikan; menggambarkan atau merumuskan strategi baru.

               Mencapai tujuan perubahan juga butuh ketrampilan untuk menyelesaikan tugas secara tuntas, untuk mendorong aksi. Perubahan kerap mengganggu dan merusak. Memang mnurut definisinya, perubahan mengusik keadaan “status quo”. Kepemimpinan sangatlah penting karena untuk mencapai tujuan perubahan, kita mesti menempatkan analisa dan aksi di atas konsensus, meski ketiganya sama-sama diperlukan. Kita akan membicarakan perpaduan manajerial yang baru ini agar proses perubahan bisa jalan secara efektif. Untuk itu, perlu dikembangkan dua tema utama, yaitu:

1.      Ketrampilan manajerial apa yang dibutuhkan untuk mendorong perubahan organisasi secara efektif?

2.      Perubahan berpotensi mengganggu dan merusak. Bagaimana orang mengalami perubahan dan bagaimana cara membantu mereka mengatasi tekanan dari perubahan?

               Agar bisa efektif mengelola perubahan, diperlukan kemampuan untuk menciptakan keterpaduan antara karyawan perusahaan, sumber daya, gagasan, peluang, dan tuntutan-tuntutan. Manajer butuh ketrampilan seorang konduktor orkestra. Visi penting, dan kreatifitas bahkan lebih penting. Namun, kemampuan menyusun rencana sistematis untuk penyediaan logistik sumber daya, dukungan, pelatihan, dan sumber daya manusia merupakan inti semua program perubahan. Karyawan mesti dibujuk dan dipengaruhi, lintas batas antar bagian diseberangi atau bahkan ‘dihapus’, gagasan-gagasan baru mesti diterima, cara kerja baru mesti diadopsi, dan standar baru kinerja dan kualitas mesti dicapai. Politik perusahaan juga masalah krusial. Dukungan mesti dimobilisasi, koalisi dibangun serta didukung, oposisi harus diidentifikasikan dan dirangkul. Karyawan perlu dukungan agar mampu mengatasi stres, kecemasan dan ketidakpastian selama proses perubahan. Sebagian tradisi dan aturan dijungkirbalikkan untuk memberi tempat bagi yang baru. Namun demikian, kontinyuitas dan tradisi memberi stabilitas, support, dan makna bagi pekerja dan tidak perlu dihancurkan begitu saja tanpa pertimbangan.

               Manajemen perubahan efektif membutuhkan perhatian pada semua tantangan dan issu yang sepertinya saling bertentangan ini. Maka dalam masa perubahan, sintesis merupakan kunci. Di dunia yang semakin ‘mengecil’ karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini, tuntutan akan perubahan semakin menguat. Fenomena ini mempengaruhi hampir setiap individu dan organisasi di muka bumi ini. “Change is inescapable, it is inbuilt into developing societies“ (Morrison, 1998). Hampir setiap aspek kehidupan kita telah berubah karena pengaruh teknologi, revolusi komputer, kamunikasi massal, pergerakan penduduk, dan aliran informasi yang semakin cepat dalam jumlah yang semakin besar. (Evans, 1996).

               Sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern yang terus berkembang, perusahaan pun tidak mungkin menghindar dari arus perubahan ini. Lebih dari itu, karena fungsinya, seorang pemimpin adalah agen perubahan. pimpinan tidak hanya bertanggung jawab untuk menyiapkan karyawannya untuk mengikuti perubahan yang terjadi, tetapi juga menyiapkan sumber daya-sumber daya untuk perubahan itu sendiri. Bagaimana mungkin fungsi ini bisa dilaksanakan dengan baik apabila pimpinan itu tidak sukses dalam mengubah diri sendiri.

               Untuk menghadapi perubahan eksternal, antara GE dan kempetitornya terlebi dahulu GE harus bisa melakukan perubahan internal. Perubahan internal ini ada tiga jenis, yaitu Political Change, Technical Change, dan Cultural Change. Political Change adalah perubahan di tingkat manajemen puncak. Para pengambil keputusan harus benar-benar mendukung program perubahan internal yang sedang terjadi. Technical Change merupakan perubahan yang menyangkut aspek-aspek seperti strategi, sistem, struktur, dan sebagainya. Technical Change ini biasanya disusun oleh sekelompok kecil orang yang memang ahli dalam bidangnya.

               Sementara itu, Cultural Change adalah perubahan budaya korporat yang menyangkut seluruh karyawan tanpa kecuali. Nilai-nilai (values) dan perilaku (behaviour) baru musti dijalankan dengan konsisten.Untuk mengantisipasi persoalan-persoalan yang timbul berlaru-larut, bahkan karyawan pun resah dan melakukan perlawanan, karena pada saat itu perusahaan juga sudah tidak punya daya apa-apa. Pemilik bahkan enggan menyuntikkan dana tambahan modal. Sebelum terlanjur, eksekutif puncak harus mengambil tindakan dengan segera membutuhkan seorang pemimpin yang bertipe slash and burn bergerak sangat cepat sebelum semua pihak terperangkap dalam ketidakpastian dan kehabisan energi, maka GE pada 1981, memilih seorang pemimpin baru di GE. Namanya Jack Welch, dan ia akan segera menciptakan sejarah.

               Sebelumnya Jack Welch sudah bekerja jadi teknisi di General Electric sejak 1960. Ia mulai benar-benar dari bawah. Dengan usahanya yang luar biasa, Jack Welch berhasil naik terus ke puncak. Umur 37 tahun, ia sudah menjadi Vice President di GE. Dan pada 1981, Jack Welch menjadi penguasa di GE, sebagai CEO termuda dalam sejarah perusahaan ini.

2. Tujuan Perubahan GE       

Stelah GE memilih seorang CEO yang baru perusahaan sangat mengharapkan bahwa CEO yang baru ini akan membawah perubahan dalam tubuh GE yang nampaknya sudah saki-sakitan itu. Tahun 1981, Jack Welch, 45, menjadi CEO ke-8 sekaligus termuda dalam sejarah General Electric (GE). Saat pertama menjadi Chairman dan CEO, tujuan Jack Welch adalah menjadikan GE sebagai perusahaan yang paling kompetitif di dunia. Untuk mewujudkan tujuan itu, ia yakin, dibutuhkan revolusi untuk mentrasformasikan mimpi itu menjadi kenyataan.

Sejarah menunjukkan bahwa Jack Welch adalah pemimpin yang tepat pada waktu yang sangat tepat. Saat ia mengambil alih posisi puncak, dunia korporasi Amerika dalam masalah. Kompetisi global yang baru dan kondisi ekonomi yang tidak bagus telah mengubah ladang permainan, tapi hanya sedikit CEO yang mengenalinya. Model bisnis korporasi Amerika tahun 1980 tidak pernah berubah selama beberapa dekade.

Tahun pertama Jack Welch di posisi puncak adalah perjuangan tiada habis. Ia sendiri mencanangkan revolusi, yang berarti perang terhadap cara lama GE dalam melaksanakan segala sesuatu sekaligus reinventing dari atas hingga ke bawah. Dalam dekade pertama kepemimpinannya, Jack Welch merombak banyak hal, menutup atau menjual ratusan unit usaha, menghapuskan lapisan manajemen, dan mentransformasikan cara birokrasi perusahaan.

Hanya sedikit orang yang paham kenapa CEO hebat ini harus melakukan perubahan dramatis itu. GE sudah dianggap sebagai produsen yang hebat di dunia, lantas kenapa harus menata ulang sesuatu yang tidak bermasalah? Tetapi, Jack Welch melihat perusahaan kelebihan beban akibat strukturnya. Ia melihat bisnis tidak bertumbuh cukup cepat dan budaya yang kurang mendorong munculnya ide dan inovasi baru.

Bagaimana Jack Welch memimpin GE dibeberkan dalam buku berjudul The Welch Way, yang tidak fokus pada strategi pertumbuhan spesifik dalam revolusi Jack Welch. The Welch Way lebih menekankan kekuatan perilaku dan kultural di balik strategi bisnis GE. Berikut adalah beberapa kekuatan Jack Welch yang menjadi inspirasi dalam merubah GE:

1. Bukan mengelola (manage), tapi memimpin (lead)

Jack Welch adalah tentang kepemimpinan, bukan manajemen. Dia tidak suka dengan kata-kata manage. Ia lebih suka dengan kata-kata lead. Ia senang menciptakan visi dan membuat orang tekun dalam melaksanakan rencananya. Jack Welch berpikir, eksekutif dan CEO memonopoli kepemimpinan atau ide-ide bagus.

2. Menjadi kurang formal

Jack Welch tidak menyukai suasana yang serba formal, karena menurutnya keunggulan GE terletak pada suasana kurang formal. Tidak ada yang memanggil namanya dengan Mr. Welch, tapi selalu dengan Jack saja. Ia meninggalkan dasi di rumah lebih sering ketimbang membawanya, melaksanakan rapat informak, dan mendorong pencerahan pada setiap orang. Welch membuat organisasi GE tanpa dinding pembatas. Karyawan tidak takut menyampaikan ide-ide mereka meskipun hal itu bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan konvensional.

3. Hapuskan birokrasi

Jack Welch sangat membenci birokrasi. Baginya, birokrasi adalah musuh, sampah, pengambilan keputusan yang lambat, persetujuan yang tidak perlu, dan hal-hal lain yang bertentangan dengan spirit perusahaan. Ia menempatkan upaya menghapus birokrasi sebagai tugas utama setiap orang.

4. Selalu melihat kenyataan

Jack Welch selalu lebih suka melihat kenyataan dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan kenyataan itu.

5. Sederhanakan persoalan

Jack Welch tidak pernah berpikir bisnis itu harus rumit. Baginya, menjaga segala sesuatu tetap sederhana adalah satu kunci bisnis. Ia mengatakan, tujuannya adalah untuk menghapuskan kerumitan apa saja di GE. Menurutnya, sepanjang orang memperoleh akses terhadap informasi yang sama, mereka akan memberikan jawaban yang sama terhadap berbagai masalah yang dihadapinya. Ia merasa sederhana membutuhkan percaya diri yang sangat tinggi.

6. Melihat perubahan sebagai peluang

Baginya, perubahan adalah bagian dari hidup maupun bisnis. Ia mencintai perubahan dan mengatakan kepada karyawan, perubahan ada dalam darah karyawan.

7. Memimpin dengan memberi energi

Saat Jack Welch menjadi CEO, sistem manajemen yang berlaku lebih bersifat command and control. Ia menemukan cara yang lebih baik. Manajer terbaik tidak memimpin dengan intimidasi, melainkan dengan memberi inspirasi kepada orang untuk mencapai hasil.

8. Abaikan tradisi

GE adalah perusahaan yang kaya historis, tapi saat menjadi CEO Jack Welch tak seorangpun yang menyangka ia akan mengabaikan tradisi itu. Ia menilai, apa yang berhasil pada masa lampau tidak mesti efektif lagi di masa depan. Sebelum era Jack Welch, GE tidak menjual bagian besar dari perusahaan, memecat puluhan ribu pekerja, atau memaksa bos mendengarkan pekerja.

9. Buat aturan intelek

Di banyak perusahaan besar, pimpinanlah yang membuat aturan, dan karyawan mendengarkan apa kata manajer. Bagi Jack Welch, bisnis menyangkut upaya menggali potensi intelektual. Makin banyak orang, makin banyak ide. Supaya orang mau menyampaikan ide, organisasi harus mendorongnya

10. Bergerak cepat setiap hari

Selama karirnya, kecepatan sangat penting bagi Jack Welch. Dalam dunia yang kini serba terhubung dengan komunikasi, waktu yang tersedia sangat singkat. Ia selalu berpikir dan mengambil keputusan dengan cepat. Misalnya, pertengahan 90-an, Jack Welch dan tim dari TV NBC bergerak cepat untuk memastikan hak penyiaran Olimpiade ke depan. Sebelum jaringan TV lain menyadari apa yang terjadi, NBC telah membuat kesepakatan senilai US,5 miliar untuk penyiaran 5-6 Olimpiade ke depan. Jika Jack Welch enggan, NBC akan kehilangan semuanya.

11. Tempatkan nilai pertama kali

Kebanyakan manajer menghabiskan waktu bicara angka-angka. Jack Welch peduli dengan angka-angka, tetapi jangan sampai mengalahkan nilai-nilai perusahaan. Ia bergeming dengan manajer berkinerja tinggi namun dengan mengintimidasi karyawan.











3. Pembahasan



Pada tahun pertama Jack Welch di posisi puncak adalah perjuangan tiada habis. Ia sendiri mencanangkan revolusi, yang berarti perang terhadap cara lama GE dalam melaksanakan segala sesuatu sekaligus reinventing dari atas hingga ke bawah. Dalam dekade pertama kepemimpinannya, Jack Welch merombak banyak hal, menutup atau menjual ratusan unit usaha, menghapuskan lapisan manajemen, dan mentransformasikan cara birokrasi perusahaan, dan melakukan perubahan yang disebut perubahan transformasional (transformational change) berbeda dari inisiatif perubahan karena perubahan transformasional akan berhadapan dengan identitas, nilai-nilai dan budaya perusahaan. Perubahan fundamental yang juga sering disebut sebagai pembaharuan (renewal), penemuan kembali (reinvention), transformasi, atau rekayasa ulang tersebut menghasilkan apa yang disebut ‘perubahan mendalam (deep change)’ oleh Robert Quinn, yaitu perubahan di mana nilai-nilai, keyakinan, dan asumsi-asumsi yang selama ini dipegang dengan kuat akan ditantang dan dimodifikasi.

Jack Welch bukan pemimpin omong kosong. Ia adalah seorang pemberontak yang super-efektif. Jack Welch sering dipanggil "Neutron Jack" karena gaya kepemimpinannya yang penuh ledakan, persis seperti bom neutron. Banyak tindakan besar yang drastis yang ia lakukan selama kepemimpinannya. Ia, walaupun sangat berat, tanpa ragu memotong gaji 10 % eksekutif yang kerjanya terburuk tiap tahun. “Habisi semua yang tidak memberikan sum­bangan pada perusahaan”.

Lebih mudah bagi banyak manajer untuk membiarkan segalanya berjalan apa adanya, walaupun risikonya adalah kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Tidak bagi Jack. GE harus jadi raksasa yang kuat. Dan itu sewajarnya memerlukan pengorbanan dan tindakan-tindakan keras. Selama masa kepemim­pinannya, 150 ribu orang karyawan diberhentikan. Namun, sekarang GE berubah jadi perusahaan yang ramping dan punya fleksibilitas tinggi, bisa bergerak cepat dan leluasa. Penghematan yang dilakukan juga memungkinkan GE mengembangkan usahanya ke bisnis-bisnis lain yang lebih menguntungkan.

Ia juga langsung mengadakan penilaian secara menye­luruh terhadap semua bisnis yang berada di bawah GE. Tindakan-tindakan besar pun segera dilakukan. Motonya “Semua bisnis yang tidak punya harapan harus diperbaiki, ditutup, atau dijual.” Fix, Close, Sell!



Lalu, ia pun menjual 200 anak perusahaannya yang bukan nomor satu atau nomor dua, atau yang kelihatannya tidak akan menjadi nomor satu atau nomor dua di industrinya. Sebaliknya, ia juga mulai melakukan akuisisi-akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan potensial di seluruh dunia. Banyaknya bisnis baru yang diakuisisi pada masa Jack sangat luar biasa, yakni 1.700 akuisisi.

Secara strategis, Jack juga membuat struktur organisasi GE lebih ramping dan efisien. Selain menghabisi orang-orang dan anak perusahaan GE yang tidak produktif, ia juga memotong jalur birokrasi. Jack tidak pernah menyukai birokrasi. Ia lalu menciptakan "Boundary­less System" pada awal 1990-an. Dengan sistem ini, seluruh sistem birokrasi akan habis-habisan diefisienkan, baik vertikal (atasan-bawahan), horizontal (antardepartemen), eksternal (pelanggan-pemasok), juga geografis (antarwilayah, nasional, maupun global).

 Banyak yang dihasilkan dari sistem ini, yaitu peningkatan kualitas komunikasi, pemahaman antar bagian, meningkat­kan efisiensi, memudahkan pe­nyam­pai­an gagasan unggul dan ide kreatif, dan mengurangi konflik juga misko­mu­nikasi secara signifikan. GE jadi lebih sehat dan lebih cepat responsif.

‘’I don’t give a damn if we get a little bureaucracy
as long as we get the results.
If it bothers you, yell at it. Kick it. Scream at it.
Break it!’’

Organisasi juga dibuat datar. Para karyawan dibawah juga diusahakan bisa berkomunikasi dengan manajemen bahkan yang paling atas. Jadinya masalah-masalah dibawah lebih cepat diidentifikasi dan diperbaiki tanpa macam-macam hambatan birokratis.

Jack sangat keras, tetapi adil. Keuntungan akan dikejar, tapi karyawan yang baik selalu diperhatikan oleh Jack. Untuk mereka, berbagai sistem promosi, bonus, dan saham di perusahaan diberikan secara kompetitif. Jack juga hafal nama dan pekerjaan dari hampir 1.000 orang yang bekerja di GE. Gabungan dari sistem reward dan punishment yang ekstrem ini membuat GE menjadi salah satu perusaha­an terbesar Amerika.

GE, THE SUPER LEARNING ORGANIZATION.

Tidak itu saja. Jack pada dasarnya membuat GE sebagai "a learning organization", sebuah organisasi yang memiliki kecepatan belajar tingkat tinggi. Ia ingin GE menjadi organisasi pembelajar terbesar di dunia. Pusat pelatihan GE di Crotonville disebut majalah Fortune sebagai Harvard of Corporate America. Di sinilah ribuan pe­mimpin masa depan GE digembleng. Nantinya banyak juga lulusan “sekolah” ini yang menjadi CEO-CEO di berbagai perusahaan terbesar di Amerika lainnya.

Benchmarking. Belajar dari Semua yang Terbaik di Dunia.

Jack membentuk sebuah tim perencanaan strategis yang bertujuan menganalisis keunggulan setiap divisi terbaik di GE dan perusahaan-perusahaan lain, baik di Amerika, Eropa maupun Asia, terutama Jepang. Mereka dikirim secara rutin untuk ber­ke­liling dunia dan belajar. Dari mereka diketahui bah­wa organisasi-organsasi yang paling unggul adalah yang bervisi jauh ke depan, me­miliki sasaran-sasaran yang sangat agresif dalam meningkatkan kinerja proses produksi, dan melakukan apa pun untuk mencapai hal itu. Perusahaan-perusahaan ini tidak akan meningkatkan efisiensinya 10% atau 20%, mereka akan meningkatkannya dua atau tiga kali lipat.

Untuk mempercepat proses belajar, Jack menjadikan GE sebagai e-company, perusahaan berbasis teknologi informasi dan Internet. Dengan Internet, informasi bisa disebar ke semua karyawan GE di seluruh penjuru dunia sekaligus dan seketika. GE juga akan melakukan pembelian dan penjualan melalui internet. Ini menciptakan perusahaan yang belajar dan bergerak dengan kecepatan sangat tinggi. Penghe­matan yang berhasil diciptakan dari program ini sangat luar biasa, hampir 1,5 miliar dollar.

Semua pihak harus belajar jadi yang terbaik atau, jika tidak, akan dieliminasi. Eksekutif akan dipecat, anak perusahaan yang tidak mampu memberi keuntungan atau bukan dua besar dalam industrinya akan ditutup atau dijual. Semua harus belajar dengan cepat karena perusahaan seperti itulah yang akan unggul. Jadi, semua pihak di GE akan belajar mati-matian, atau ditendang keluar. Kalau bukan oleh pesaingnya, oleh Jack Welch. Perusahaan pun bergerak semakin cepat, begitu pula keuntungannya.

Pada 1995, Jack menjalankan program besarnya yang baru, Six Sigma. Ini adalah sistem yang akan menciptakan keunggulan kinerja perusahaan, terutama dalam hal memuas­kan kebutuhan riil pe­langgannya. Ini dilakukan lewat program pening­katan kualitas yang sistematis dan terukur dengan presisi tinggi secara statistik-matematis. Hasilnya :

1. Proses produksi yang menghasilkan produk berkualitas tinggi,

2. Lebih pas dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan,

3. Memiliki cacat produk yang minimum,

4. Memotong biaya secara signifikan, dan pada akhirnya..

5. Memuaskan pelanggan.

Target bebas kesalahan yang ingin dicapai GE adalah 3,4 kesalahan dalam 1 juta operasi.

An organization’s ability to learn, and translate that learning into action rapidly, is the ultimate competitive advantage.“

KEBANGKITAN GENERAL ELECTRIC

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melakukan perubahan. Namun, yang berikut ini adalah cara-cara yang telah sukses dilakukan oleh pebisnis kondang, maupun cara yang diusulkan oleh konsultan bisnis. Jack Welch, dari General Electrics, menawarkan dua cara ampuh yang telah membantunya mengubah GE menjadi perusahaan raksasa kelas dunia. Cara pertama adalah ”Destroy Your Business” (DYB). Ketika Jack Welch memimpin GE, ia tidak menerapkan Strategic Planning seperti yang biasa dilakukan oleh para pimpinan perusahaan lain. Ia menerapkan DYB untuk menimbulkan ”sense of urgency” pada para jajarannya untuk melakukan perubahan. Melalui DYB, Jack Welch mengajak karyawan GE untuk mengidentifikasi kelemahan GE dan faktor-faktor lain yang bisa menghancurkan usaha GE di masa depan. Setelah kelemahan dan masalah berhasil diidentifikasi, cara kedua yang diterapkan adalah ”Grow Your Business” (GYB) untuk memacu jajaran GE untuk memikirkan strategi ampuh mengatasi kelemahan dan tantangan yang dihadapi, dan memacu pertumbuhan GE agar tidak hanya tetap eksis, tetapi juga menjadi lebih baik dari kondisi yang sekarang relatif terhadap para pesaingnya, baik yang besar maupun yang kecil.

Pada kepemimpinan Jack Welch, nilai GE telah naik berkali-kali lipat. Saat Jack Welch masuk, GE bernilai 14 miliar dolar dan saat Jack Welch keluar GE bernilai 130 miliar. Tidak ada satu pun pemimpin bisnis di dunia, bahkan Bill Gates sekalipun, yang mampu menciptakan per­kembangan nilai perusahaan yang sedahsyat ini.

Dan Jack Welch juga menjadikan perusahaan yang awalnya sangat tidak efisien, jadi salah satu perusahaan paling menguntungkan di dunia. Jack Welch adalah legenda dalam manajemen perusahaan. Jack Welch sendiri berhenti dari GE tahun 2001. Sekarang, GE adalah salah satu perusahaan terbesar Amerika, bernilai hampir ½ triliun dollar. Jack Welch juga menulis buku yang sangat dicari para pelaku bisnis dunia berjudul Jack, "Straight From the Gut".

Perkembangan GE menuju akhir tahun 1999, menjadi perusahaan nomor sembilan terbesar dan nomor dua sebagai perusahaan yang paling menguntungkan di dunia, GE adalah perusahaan dengan operasi majemuk. Baru-baru ini, perusahaan GE memiliki 10 kelompok produk utama dengan kurang lebih 250 unit bisnis terbesar diantaranya. Kinerja perusahaan GE dibawa kepemimpinan Jack Welch telah berkembang pesat. Pada awal tahun 1981, dengan penunjukkannya sebagai CEO, penjualan meningkat sampai 3,7 kali lipat (dari USA$ 27,7 triliun menjadi USA$ 100,5 triliun), sementara laba meningkat 5,7 kali (dari USA$ 1,6 triliun menjadi USA$ 9,2 triliun). Selain itu kapitalisasi pasar GE meningkat dari USA$ 14 triliun ke lebih dari USA$ 400 triliun selama kepemimpinan Jack Welch. Kontribusi kepada keberhasilan ini adalah restrukturisasi atau perubahan yang signifikan. Tindakan-tindakan ini dihasilkan oleh diberhentikannya 10.000 pegawai, juga perampingan biaya. Akan tetapi, kemampuan untuk membuat GE menjadi perusahaan yang melakukan change sejati mungkin adalah pencapaian yang paling signifikan dan warisan yang paling berharga dari Jack Welch. Indikator dari keberhasilan perubahan dalam GE adalah harapan bahwa dalam waktu dekat ini, setengah penjualan perusahaan dan sebagian besar satuan kerjanya akan berada di luar Amerika Serikat. Dalam terang perubahan perubahan GE dan keberhasilan Jack Welch ini, sebagian berpendapat bahwa ia adalah manajer atau pimpinan bisnis paling berhasil selama seperempat abad terakhir (masa pensiun Jack Welch dari GE dijadwalkan pada bulan April 2001). Dan bahkan pada era Jack Welch, ekonomi Amerika tumbuh pesat pada tahun 1990-an saat dipimpin presiden Bill Clinton.

4. Kesimpulan.

Pada era globalisasi sekarang ini perusahaan harus melakukan perubahan untuk dapat menyesuaikan dengan lingkungaanya yang kompetitif dan memiliki seorang pemimpin yang berpikir simple serta inovator. Perubahan bersangkut-paut dengan perihal membuat sesuatu dengan lain. Teknologi, persaingan, kejutan ekonomi, perubahan sosial, angkatan kerja dan politik dunia merupakan kekuatan yang merangsang perubahan. Teknologi informasi yang canggih dapat mengubah cara bersaing, sehingga dapat meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan.General Electric betul-betul mengetahui kapan saat yang tepat baginya untuk melakukan perubahan besar, kapan saatnya untuk berhenti melakukan perubahan, dan kapan saatnya untuk melakukan perubahan kecil. Tahun 1980-an, GE melakukan perubahan besar, melakukan restrukturisasi, downsizing, penutupan sebagian unit bisnisnya. Perubahan besar ini tentu mempunyai dampak yang menyakitkan, tetapi perubahan ini harus dilakukan, jika tidak hal yang lebih menyakitkan akan terjadi di masa yang akan datang. Tahun 1990-an GE melakukan perubahan kecil, berupa struktur organisasi dirubah menjadi boundaryless, mengutamakan kualitas layanan kepada pelanggan. Perubahan ini berjalan lancar, tanpa hambatan (Abrahamson, 2000). Ada banyak cara atau pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan transformasi organisasional, yaitu dengan melakukan reengineering, membentuk virtual organization, high performing work teams, globalized self-managing work teams, total quality management, empowered organization, boundaryless organization.

Sejak awal memimpin GE, impian Jack Welch adalah menciptakan suatu boundaryless organization yakni organisasi yang memungkinkan karyawan menjadi self-directed dan termotivasi untuk mencapai tujuannya secara efektif. Saat ia tiba, GE merupakan perusahaan dengan birokrasi yang rumit dimana terdapat banyak management layer. Birokrasi ini sendiri menghambat komunikasi antar karyawan, yang tentunya menjadikan bottom line tidak optimal. Hingga kemudian, Jack Welch berusaha untuk menghilangkan halangan birokrasi tersebut, dan menghapuskan aktivitas-aktivitas yang menjadikan kerja kurang efektif.

Karyawan adalah nasi, sedangkan gaya manajemen adalah lauknya. Jack Welch, CEO dari General Electric ketika itu mengatakan “Kita sedang mempertaruhkan sesuatu hal kepada orang-orang kita, maka kita perlu memberdayakan mereka, memberi mereka sumber-sumber dan keluar dari kesulitan dengan menggunakan cara mereka”. Jack Welch menginvestasikan separuh waktunya bersama karyawannya, maka ia mengenal mereka, berbicara dengan mereka tentang masalah-masalah perusahaan, memuji mereka jikan kinerjanya baik, tetapi mencaci mereka jika kinerjanya turun. Ia mengenal sekitar 1000 karyawannya yang mempunyai ide bagus dan mempunyai tanggungjawab atas pekerjaan mereka. Pendekatan pribadi yang dilakukan Jack Welch kepada karyawannya membuahkan kasil yang luar biasa pada peningkatan kinerja. “Jika Anda menang, kita semua menang” demikianlah kata Welch. Itulah sebabnya 27.000 karyawan General Electric memiliki saham. Pada 2001, General Electric terpilih sebagai ”The Most Admired Company in The World” peringkat pertama versi Fortune.



5. Saran.

Pimpinan bisnis yang besar, menurut keyakinan Jack Welch, harus memiliki energi yang besar. Lebih penting lagi, pimpinan bisnis yang besar harus mengetahui bagaimana menggunakan energi tersebut untuk membangkitkan energi orang lain. Seperti pembina tim sepak bola, Jack Welch bergerak dari pertemuan ke pertemuan, menyampaikan pesan termasuk sekian banyak pesan-pesan yang lain, dan sebagian dari pesan-pesan tersebut telah menjadi merek dagang Jack Welch: Bisnis itu simple, Jangan menjadikan bisnis terlalu rumit, Hadapilah kenyataan, Jangan takut terhadap perubahan, Berjuanglah melawan birokrasi, Manfaatkan pikiran karyawan Anda, Temukan mereka yang memiliki ide yang terbaik, dan aplikasikan ide tersebut.































































PERUSAHAAN YANG SUKSES MELAKUKAN PERUBAHAN

(GENERAL ELECTRIC COMPANY) DI AMERIKA SERIKAT



(TUGAS CHANGE MANAGEMENT)



 
















OLEH:

ANTONIO B. CARCERES

NPM: 912008906





















OLEH:

ANTONIO B. CARCERES

NPM: 912008906





















Program Pascasarjana Magister Manajemen

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW)

Desember 2009





KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Dalam penulisan tugas yang berjudul “PERUSAHAAN YANG SUKSES MELAKUKAN PERUBAHAN (GENERAL ELECTRIC COMPANY) DI AMERIKA SERIKAT”.

 Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus di benahi. Namun dalam penulisan tugas ini penulis juga banyak mendapat bantuan dan dukungan dari semua pihak. Sehingga penulis tidak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya kepada:

1.      Direktur Program Pascasarjana Universitas Satya Wacana Salatiga (UKSW), yang telah mendukung proses belajar mengajar ini berjalan dengan baik;

2.      Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Satya Wacana Salatiga (UKSW), yang telah mengatur dan mendukung baik secara material maupun non material hingga kegiatan ini berjalan dengan baik;

3.      Dosen Pengajar Mata Kuliah Change Management yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan penulis dalam proses penyusunan tugas ini; 

4.      Semua staff dosen PPs Magister Manajemen Universitas Satya Wacana Salatiga (UKSW), yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas ini hingga selesai;

5.      Semua staff administrasi PPs Magister Manajemen Universitas Satya Wacana Salatiga (UKSW), yang telah mendukung dan membantu penulis secara administratif;

6.      Rekan-rekan mahasiswa seangkatan, yang telah memberikan sumbangan pemikiran pada penulis dalam proses penulisannya;

Walaupun tugas ini sudah dikumpulkan tetapi penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan sehingga sangat di harapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan penulisan berikutnya.

      Salatiga,…….Desember, 2009





Penulis



DAFTAR ISI





Halaman Judul ------------------------------------------------------------------------------------------------------            

Kata Pengantar -----------------------------------------------------------------------------------------------------            

Daftar Isi --------------------------------------------------------------------------------------------------------------            

1. Latar Belakang ---------------------------------------------------------------------------------- 1

2. Tujuan Perubahan GE---------------------------------------------------------------------------- 4

3. Pembahasan-------------------------------------------------------------------------------------- 7

4. Kesimpulan------------------------------------------------------------------------------------- 11

5. Saran-------------------------------------------------------------------------------------------- 13

Referensi---------------------------------------------------------------------------------------------------------------



























































REFERENSI





Kasali, Rhenald. 2007. Change. PT. Ikrar Mandiriabadi, Jakarta.

K. Masngudi, 2008. Perubahan Transformasional. http://www.manajemenperubahan.com. Diundup tanggal 5 Desember 2009.

M. Benny, 2006, http://www.change.com Diundup tanggal 5 Desember 2009

Kirana, Andy 2004, http://www.changemanagement.com Diundup tanggal 4 Desember 2009

http://www.GE.com Diundup tanggal 4 Desember 2009

http://www.perubahanGE.com Diundup tanggal 5 Desember 2009

http://www.perubahandalamgeneralelectric.com Diundup tanggal 5 Desember 2009

http://www.mengapageneralelectricberubah.com Diundup tanggal 5 Desember 2009
























































Tidak ada komentar:

Posting Komentar