Halaman

Jumat, 27 April 2012

General Motors dan Chrysler


General Motors dan Chrysler Ngotot Pangkas Dilernya

TEMPO Interaktif, Washington: Para bos di jajaran puncak manajemen General Motors dan Chrysler mempertahankan opsi penutupan ratusan diler dalam dengar pendapat yang dilakukan di depan House of Representative Amerika Serikat, Jumat (12/6) waktu setempat. Para diler otomotif menyebutkan, rencana tersebut akan membutuhkan sedikit biaya operasional.

Sebuah panel House of Representative--semacam Dewan Perwakilan Rakyat di Indonesia--tengah meninjau keputusan penutupan 789 diler milik Chrysler dan rencana General Motors yang akan mengeliminasi sekitar 1.350 dilernya hingga akhir tahun depan sebagai bagian kebijakan pailit mereka.

Wakil Dewan Perwakilan Rakyat AS dari Partai Demokrat utusan Michigan, Bart Stupak, yang juga ketua subkomite tersebut, mengutarakan kekhawatirannya atas penutupan diler tersebut dan akan menghancurkan reputasi merek-merek yang sudah menyelamatkan kedua produsen otomotif raksasa itu.

Direktur Utama General Motors Fritz Henderson dalam rapat pendahuluan berkilah, pemangkasan jaringan diler merupakan "pengorbanan ringan" namun penting guna menyelamatkan lebih dari 200 ribu karyawan yang bekerja pada diler tersisa. Wakil Direktur Utama Chrysler Jim Press pun menambahkan, pemangkasan tersebut dibutuhkan demi menyelamatkan perusahaan.

Dua produsen otomotif terbesar di dunia, General Motor sdan Chrysler, dinyatakan bangkrut dan mendapatkan perlindungan dana dari pemerintahan Barack Hussein Obama.

Chrysler disetujui untuk dijual ke konsorsium yang dipimpin perusahaan otomotif asal Italia, Fiat. Hakim Kepailitan AS Arthur Gonzales menyetujui penjualan Chrysler dalam surat keputusan yang dikeluarkan di Manhattan, AS, Senin (1/6).

Konsorsium itu melibatkan pemerintah Amerika dan Kanada dengan total kepemilikan saham 12 persen. Fiat akan menguasai 20 persen saham Chrysler, dan 68 persen dimiliki gabungan beberapa perusahaan.

Sedangkan, General Motors, perusahan yang telah berdiri selama 77 tahun, berencana menjual merek yang tidak menguntungkan setelah dinyatakan pailit dan akan menutup sekurangnya sebelas pabrik sebelum beralih format dalam perusahaan yang lebih kecil.

Perusahaan ini mulai oleng sejak krisis finansial melanda Negeri Abang Sama pada tahun lalu. Penjualan pun makin menurun. Pertengahan Mei lalu, perusahaan ini memangkas 1.600 diler untuk menyelamatkan biaya operasional.

General Motors berniat untuk menutup 6.000 jaringan dealer dan 1.100 diler yang lebih kecil dan kurang menguntungkan. Mereka pun merencanakan penutupan 3.600 ruang pamer pada akhir tahun depan untuk beberapa merek seperti Chevy, Cadillack, Buick, dan GMC.

INDUSTRI OTOMOTIF
Satu Rontok Lainnya Terseok

Kebangkrutan Chrysler menutup kisah kejayaan pabrikan mobil Detroit. Pemulihan pasar otomotif dunia paling sedikit butuh lima tahun.

LEBIH dari lima dekade Chrysler menjadi bagian dari The Big Three. Selama rentang waktu itu pula perusahaan yang didirikan Walter Chrysler ini, bersama General Motors dan Ford, ikut merajai jalanan di Amerika Serikat dan dunia. Tapi sebutan tiga besar dari Detroit itu kini rontok. Berminggu-minggu bergulat sebelum tenggat, segala tenaga demi menyelamatkan Chrysler dari kebangkrutan seperti tak berbekas.

Kamis pekan lalu, salah satu ikon industri otomotif itu tidak punya pilihan selain mendaftarkan diri bangkrut ke pengadilan New York, setelah negosiasi dengan para kreditor untuk menyelesaikan setumpuk utang buntu meraih kesepakatan. Dengan cara ini, Chrysler memiliki waktu untuk menjadwal ulang seluruh pembiayaan utang sebelum melanjutkan produksi.

Selanjutnya, Chrysler akan merombak tubuh perusahaan dan berencana memproduksi mobil ramah lingkungan setelah bermerger dengan Fiat SpA, produsen mobil asal Italia. ”Kemitraan ini akan memberi Chrysler peluang, tidak hanya untuk bertahan, tapi juga kembali bergeliat di industri otomotif dunia,” kata Presiden Amerika Barack Obama. Setelah proses pendaftaran bangkrut rampung, Chief Executive Officer Chrysler Robert Nardelli akan mundur.

Chrysler, bersama General Motors dan Ford, tertohok resesi setelah angka penjualannya menurun tajam. Chrysler sempat memperoleh bantuan US$ 4 miliar dari pemerintah Amerika untuk menyelamatkan kapal perusahaan. Pada Februari lalu, Chrysler mengajukan permintaan tambahan dana US$ 5 miliar. Namun pemerintah Obama enggan membuka keran lebih lebar sebelum rencana restrukturisasi yang lebih jelas dimasukkan.

Perusahaan itu diberi waktu untuk memasukkan detail rencana tersebut. Perusahaan yang berdiri sejak 1925 itu diminta duduk bersama kreditor, serikat pekerja, dan para pemegang saham untuk melakukan restrukturisasi—termasuk menyelesaikan proses merger dengan Fiat. Batas waktunya 30 April lalu. Nyatanya, negosiasi utang senilai US$ 6,9 miliar itu pun gagal dan pilihan terbaik Chrysler kini ada di tangan Fiat.

Fiat kini memang punya kinerja kinclong. Perusahaan otomotif yang dikenal dengan mobil-mobil kecil ini menjadi satu-satunya pabrik mobil di dunia yang membukukan keuntungan pada triwulan pertama 2009. Pada Maret lalu, penjualannya naik dan pangsa pasarnya di Eropa meningkat dari 7,4 persen menjadi 9,2 persen.

Dari pembicaraan dengan Fiat, diperoleh kesepakatan, kedua perusahaan itu akan melebur dalam 30 hari ke depan. Pabrikan yang didirikan pada 1899 di Turin itu akan menjadi pemilik saham mayoritas dengan mengantongi 25 persen saham Chrysler. Sedangkan Serikat Pekerja Otomotif Amerika (United Auto Workers) akan mendekap 55 persen, dan pemerintah Amerika punya delapan persen. Fiat bisa memompa porsi saham hingga menjadi 35 persen asalkan seluruh target yang ditetapkan Departemen Keuangan Amerika terpenuhi. Pemerintah Obama juga setuju menginjeksi tambahan bantuan US$ 8 miliar.

Fiat bahkan dapat menambah kepemilikan sahamnya jadi 51 persen sebelum 2016 bila pinjaman yang selama ini diberikan ke Chrysler dibayar penuh. CEO Fiat Sergio Marchionne akan bertemu dengan para pekerja Chrysler dalam beberapa bulan ke depan. Perusahaan yang didirikan Giovanni Agnelli itu juga berencana memperkenalkan kembali produknya seperti Alfa Romeo di pasar Amerika Utara melalui jaringan dealer yang dimiliki Chrysler.

Sebaliknya, Chrysler punya akses untuk mempelajari keahlian Fiat dalam memproduksi kendaraan kecil yang hemat bahan bakar. Chrysler untuk sementara waktu akan menutup semua pabrik per Senin ini. Tiga pabrik di sekitar Detroit sejak Kamis pekan lalu bahkan sudah memulangkan pekerja setelah para pemasok menghentikan pengiriman suku cadang karena khawatir tidak akan dibayar.

Keputusan Chrysler dan Departemen Keuangan Amerika ini membuat para pekerja kaget. Salah satunya Steve Grabowski. ”Kami tahu momen seperti ini akan terjadi, tapi kami tidak menyangka akan datang secepat ini,” kata Grabowski, 33 tahun.

Sedangkan Lee Iacocca, bekas komisaris dan CEO yang memimpin Chrysler pada akhir 1970-an, mengaku sedih atas pilihan itu. ”Sungguh sakit melihat perusahaan yang begitu banyak memberikan arti buat Amerika kini terperosok,” katanya dalam pernyataan tertulis. ”Tapi Chrysler pernah merasakan kesulitan sebelumnya, dan kami berhasil melewatinya. Saya percaya mereka dapat melakukannya lagi.”

Kesulitan seperti yang dialami Chrysler juga dipikul General Motors. Pabrikan nomor satu ini diberi tenggat 1 Juni untuk membawa rencana restrukturisasi. Perusahaan ini juga akan memangkas pekerja, menonaktifkan pabrik-pabriknya selama beberapa pekan di musim panas, dan menawari pemerintah federal mayoritas saham.

Sama seperti Chrysler, persoalan utang bisa menjadi penghambat penyelamatan General Motors. Perusahaan ini telah menawari para pemegang surat utang untuk menukar utang US$ 27 miliar dengan 10 persen kepemilikan saham, tapi para kreditor menampiknya.

Kalaupun Generals Motors dan Chrysler bertahan, proses pemulihan keduanya akan berjalan lambat. Penjualan mobil di Amerika tiga bulan pertama saja sudah ambruk 38 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Penurunan itu, menurut beberapa analis, akan berlanjut pada April. Sepanjang penjualan di Amerika tergerus, situasi ini akan menyulitkan pabrikan mobil, sesehat apa pun perusahaan itu.

Beberapa analis menduga Ford pada akhirnya akan membutuhkan bantuan Departemen Keuangan Amerika bila angka penjualan tidak menunjukkan hasil signifikan. ”Likuiditas Ford akan bergantung pada seberapa baik hasil penjualan tahun ini,” kata Shelly Lombard, analis kredit di firma penelitian Gimme Credit. Ford sudah melaporkan kerugian US$ 1,4 miliar di kuartal pertama.

Pasar otomotif di luar Amerika juga babak-belur. Permintaan di pasar global menukik tajam akibat kombinasi dari pelemahan ekonomi dan ketatnya pe-nyaluran kredit. Daimler, pabrikan asal Jerman, ikut merasakannya. Penjualannya ambruk 25 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini. Perusahaan itu membukukan rugi US$ 1,66 miliar. Honda Motor Company buntung US$ 1,9 miliar. Sedangkan Mitsubishi terpapar kerugian 54,9 miliar yen. Di Swedia, pabrikan truk Scania rugi US$ 21,8 juta. Adapun Volvo AB, pembuat truk besar nomor dua di dunia, rugi US$ 510 juta.

CSM Worldwide, konsultan industri otomotif, memperkirakan penjualan mobil di pasar global tahun ini tergelincir 16 persen. ”Setidaknya butuh lima tahun untuk pulih kembali,” kata Michael Robinet, analis CSM. Satu hal yang pasti, kata Robinet, konsolidasi antarpabrikan dunia akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan—termasuk bekerja sama dengan rival, seperti yang Chrysler dan Fiat lakukan.

Jejak Krisis di Lintasan Otomotif

KRISIS finansial global membuat pabrikan otomotif dunia jungkir-balik mematut diri. Persoalan setumpuk utang dan penjualan yang menukik tajam membuat mereka mengemis-ngemis mencari bantuan. Inilah jejak di pusaran krisis itu.

2008
23 Oktober
General Motors dan Chrysler sempat membahas kemungkinan merger.

24 Oktober
Renault dan PSA Peugeot Citroen menciutkan target laba dan mengurangi produksi.

4 Desember
Bos General Motors, Ford, dan Chrysler pergi dari Detroit ke Washington memakai mobil hibrida. Mereka bersedia digaji US$ 1 per tahun bila mendapat bantuan US$ 34 miliar.

19 Desember
Pemerintah Amerika menyuntikkan US$ 17,4 miliar. General Motors menerima US$ 13,4 miliar, Chrysler sisanya. Ford menyatakan tidak butuh pinjaman.

2009
13 Januari
Jerman menyuntikkan bantuan 1,5 miliar euro, termasuk insentif 2.500 euro buat pembelian mobil baru.

6 Februari
Toyota Motor Co. memprediksi kerugian triwulan pertama 450 miliar yen (US$ 4,95 miliar) dan ini menjadi kerugian pertama dalam tujuh dekade sejarah perusahaan itu. Sedangkan Italia menggelontorkan US$ 1,7 miliar untuk menyelamatkan industri otomotifnya.

9 Februari
Prancis mencurahkan 7 miliar euro untuk mendukung industri otomotif.

13 Februari
Spanyol menyetujui bantuan 4 miliar euro untuk kredit pembelian mobil 2009-2010 dan bantuan untuk produsen suku cadang.

17 Februari
General Motors dan Chrysler meminta tambahan pinjaman US$ 22 miliar.

19 Maret
Departemen Keuangan Amerika menyuntikkan US$ 5 miliar buat pemasok suku cadang otomotif.

23 Maret
Tata Motors meluncurkan Nano, mobil termurah di dunia, seharga US$ 2.000.

29 Maret
Chief Executive Officer General Motors Rick Wagoner dipaksa mengundurkan diri. Christian Streiff, CEO Citroen, dipecat.

30 Maret
Rusia mencurahkan US$ 1 miliar buat industri otomotif.

8 April
Opel butuh 3,3 miliar euro untuk menambal biaya operasi.

22 April
Laba operasi Volkswagen anjlok 76 persen di kuartal pertama. Volvo akan memangkas 1.500 pekerja.

27 April
General Motors menawarkan rencana finalnya untuk menyelamatkan diri dari kebangkrutan dengan memotong utang obligasi dan memangkas 21 ribu pekerja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar